Sajak Tersesat : Usang Yang Tak Damai
Sunday, July 5, 2020
Add Comment
Pagi
hari kau selalu menungguku
Tiada
hari tanpa memandang
Meskipun
hanya dari sebuah bilik jendela
Tempo
hari itu
Pagi
itu masih tampak seperti hari biasanya
Kau
menyapa dengan sebutan kesayanganmu
Semua
masih tampak normal
Kita
masih jalan dan bersenda gurau bersama
Dalam
hangat pelukmu
Ternyata
kau sudah menyiapkan semua rencana itu
Kau
meminta semua yang terikat hari ini untuk segera melepaskannya
Ternyata
kau telah sungguh sungguh menyiapkan semua ini
Hal
yang aku sesalkan
Kemana
saja aku selama ini
Perihal
hati yang selama ini kujaga
Ternyata hanya satu pihak yang menjaga
Katamu,
kau tak suka kebohongan
Tapi
kau malah membohongiku
Katamu,
kau tak suka penghianatan
Tapi
kau malah menghianatiku
Katamu
ternyta aku bukanlah rumah untukmu
Lalu
apa arti dari sebuah penyesalan ini
Semesta
seperti tampak bercanda kala itu
Tiba
tiba kau datang menghampiriku
Aku
merasa tuhan sedang menguji ku atau menyadarkanmu
Kau
datang dengan tangis air mata yang menetes basi
Kau
katakan semua penyesalanmu
Ingin
rasanya aku tersenyum malu kala itu
Tapi
sudahlah
Aku
hanya tak mau menggores luka yang sama
Dan
pada orang yang sama pula
Aku
telah menjadi perempuan yang kuat
Dulu
memang aku terlalu jauh menaruh perasaan
Kau mengajakku terbang terlalu tinggi
Hingga
lupa yang diajak terbang akan mati
Hingga
lupa pula kalau selama ini aku hanyalah berjuang sendirian
Melupakanmu
adalah kata paling sulit untukku
Sepasang
kala yang kini telah usang
Dan
sepsang usang yang tak damai
Mungkin
ini cinta yang tak semestinya ada
Sebab,
setiap kali aku mengingat
Setiap
aku merindukanmu
Sementara kamu selalu saja mengingatkanku bahwa cinta adalah luka
Ataukah
memang cinta ini hanya leluconmu
Yang
setiap kali aku mengingatmu
Sedih
dan pilu kini menjadi satu
0 Response to "Sajak Tersesat : Usang Yang Tak Damai "
Post a Comment