Sajak Tersesat : Sajak Malam Minggu Bagian 2
Sunday, July 19, 2020
Add Comment
Seharian lelah banting tulang
Saatnya malam minggu untuk memusnahkan segala kegelisahan
Ya, seperti biasanya mencari udara segar untuk menghilangkan
kepenatan
Jalan yang sering kita lewati menjadi saksi bisu
Atas apa yang kita berdua curhatkan
Angkringan menjadi sebuah tempat spesial bagiku dan bagimu
Tempat itu selamanya akan ku kenang
Air mata jatuh karena sebuah kegelisahan yang sangat
berlebihan
Kamu datang dengan ketulusan
Menenangkanku dengan segala caramu
Pikiranku tak sejalan dengan mulutku
Tapi kamu masih berusaha meyakinkanku
Untuk bertahan dan bangkit dalam keadaan apapun dan kapanpun
Tak terkendalikan oleh pikiranku
Mulutku berkata jika kita tidak bersama lagi bagaimana
denganmu
Bagaikan pohon yang rubuh tanpa kena apapun
Aku tak bisa jauh darimu
Dia juga berkata, kamu orang yang bisa membahagiakanku
Aku kaget dan tidak kusangka kamu akan mengatakan seperti
itu
Oh Tuhan,
Apa dia merasakan hal yang sama denganku
Apa dia menyimpan rasa yang sama denganku
Waktu larut malam
Saatnya bergegas untuk pulang ke rumah
Kita berdua masih asyik berbincang mengenai perasaan
masing-masing
Diam-diamku mengagumi mu
Apapun akan ku lakukan untukmu walaupun aku hanya dianggap
sebelah mata
Rasa sayangku telah membutakan hati dan mataku
Perhatianmu malam itu membuatku berpikir kamu juga menyimpan
rasa
Hal mustahil untuk diungkapkan tetapi masing-masing masih
enggan mengutarakan
Mencintai dalam diam ditempat
Memang menyakitkan
Rasa nyaman didekatmu membuatku tuk bertahan
Rasa sabarku harus ku pendam dalam-dalam
Dan aku sadar bahwa aku masih
menjadi sebatas teman dalam hidupmu
Tak mengapa jika kamu masih anggap aku teman
Tapi dengan setiap hariku bisa
dekat denganmu adalah anugerah luar biasa
0 Response to "Sajak Tersesat : Sajak Malam Minggu Bagian 2"
Post a Comment